Kegiatan Monodisiplin Sheren Partisipasi Kegiatan Desa

 

Pasifnya Karang Taruna Desa Jarum dan Aktivasi Bersama Kader Posyandu dan TIM II KKN UNDIP

 

Desa Jarum (19/07), TIM II KKN UNDIP menyelenggarakan Diskusi Peran Komunikasi pada Pasifnya Remaja di Kegiatan Desa Jarum, Klaten oleh Sheren Aliya Dewi (20) dan kader posyandu desa. Kegiatan tersebut bertepatan dengan diskusi remaja yang diselenggarakan oleh Ibu Ari (bidan Desa Jarum) di kediamannya. Program ini menyasar remaja karang taruna dari seluruh RW di Desa Jarum mulai dari RW 1 hingga 10.

 

Meskipun demikian, peserta yang hadir juga sedikit seperti isu yang sedang dibawakan. Remaja mulai sejak dari SMP sudah jarang mengikuti kegiatan desa dan berfokus pada sekolah sampai sore, kemudian les, sehingga generasi muda di Desa Jarum cenderung pasif dalam kegiatan Desa. Bahkan, salah satu peserta dari RW 8, Nadia mengakui bahwa dia adalah satu-satunya orang yang hadir dari perwakilan RW-nya.

 

Program ini memiliki runtutan agenda dimulai dari diskusi dari Ibu Ari dan Ibu Lila yang mendampingi remaja untuk terus mengikuti kegiatan posyandu remaja di Desa Jarum. Kemudian, Sheren selaku mahasiswi KKN UNDIP memasuki sesi dengan mendorong 5 orang perwakilan untuk berpartisipasi aktif dengan menanyakan pertanyaan seputar materi dan kesulitan dalam berorganisasi di Karang Taruna. Pertanyaan yang diajukan, seperti 1) Gangguan komunikasi apa yang kamu alami sehingga menjauh atau tidak menghadiri kegiatan? 2) Keterampilan apa yang sulit dikembangkan? 3) Kesulitan apa yang kamu hadapi di dalam organisasi tersebut? serta dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sheren membawakan beberapa hadiah makanan ringan sebagai apresiasi untuk mereka yang aktif dalam sesi diskusi dan sembari mencari solusi bersama.

 

Dalam berjalannya program, ditemukan bahwa remaja merasakan gangguan komunikasi lebih banyak di faktor pribadi daripada indra, seperti merasa masih anggota baru, kesibukan dalam menempuh pendidikan mereka, dan kurangnya dorongan untuk memutuskan keputusan bersama. Ditambah lagi, organisasi karang taruna desa kini mulai menerapkan denda yang sayangnya dianggap menjadi satu-satunya cara efisien. Bahkan, RW 8 memiliki denda hingga 2 juta untuk orang yang sudah menikah dan tidak mengikuti kegiatan karang taruna. Berbeda dengan RW 10, remaja di RW tersebut menunjukkan perkembangan positif signifikan dengan tidak menerapkan denda, menggali masalah individu, dan memotivasi individu secara mengayomi. 

 

“Dendanya bahkan sampai 2 juta, kalau kemarin keputusan tersebut masih belum ikutan karena masih baru masuk (anggota baru), jujur iya memberatkan,” ungkap Nadia selaku perwakilan dari RW 8 yang rajin hadir di setiap kegiatan karang taruna.

 

“Apa maksud dari 5 keterampilan remaja dalam materi yang dibawakan tadi?” tambah Evan dengan pertanyaan setelah sesi diskusi.

 

Sheren menanggapi keluhan dan pertanyaan dengan menitikberatkan bahwa nantinya dalam rapat harus menghadirkan seluruh pihak karena tujuan organisasi karang taruna dibentuk dengan tujuan yang sama dan tidak mungkin yang hadir hanya satu orang atau bahkan tidak ada. Sedangkan, keterampilan tersebut meliputi kemampuan yang remaja karang taruna hadir tidak sadari, seperti: inovasi untuk mengembangkan karang taruna, beradaptasi di lingkungan baru, berpikir kritis dengan menanyakan keputusan-tanggapan tertentu, dan mampu bekerja dalam tim dengan mempercayakan satu sama lain. 

 

Program yang berlangsung dari pukul 8 hingga 10 malam akhirnya berakhir dengan keluh kesah yang tertuang melalui forum dan kembali mengevaluasi dari setiap organisasi karang taruna setiap RW mengenai keputusan yang dibuat dari pimpinan hingga anggota. Dari seluruh partisipan yang hadir, Ibu Ari, Ibu Lila, dan Sheren Aliya Dewi selaku perwakilan dari TIM II KKN UNDIP berharap bahwa organisasi karang taruna di kegiatan selanjutnya dapat terus aktif untuk kebaikan bersama. 

 

Bagikan :

Terkait

About Pemerintah Desa Jarum

Bersama Mewujudkan Desa Jarum yang Berkepribadian Berdasarkan Gotong Royong

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.