Desa Jarum, Kabupaten Klaten (07/08) – Minyak yang dihasilkan dari proses
penggorengan atau disebut minyak jelantah dapat dikategorikan sebagai limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah Berbahaya dan Beracun dapat berupa penyakit
degeneratif seperti penyakit ginjal dan risiko kanker. Jika digunakan kembali, minyak
jelantah juga berbahaya menimbulkan kolesterol dan hipertensi. Namun, dibalik minyak
jelantah yang kerap dibuang begitu saja, minyak jelantah dapat disulap menjadi lilin
aromaterapi.
Lilin aromaterapi adalah jenis lilin yang berfungsi untuk membuat orang merasa lebih relax.
Minyak esensial atau minyak atsiri, yang ditambahkan ke dalamnya menyebabkan
menenangkan. Ketika lilin dibakar, lilin mengeluarkan bau yang menenangkan sehingga
dapat meredakan stres dan membantu tidur lebih nyenyak. Selain itu, aroma yang harum
dapat mengusir nyamuk dan lalat. Lilin aromaterapi juga dapat menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan, karena pembuatannya mudah dan dapat bernilai ekonomis.
Kegiatan pelatihan pengolahan minyak jelantah ini berlangsung di Joglo Mojo Arum, Desa
Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Selama persiapan mencari alat dan bahan
terutama bahan utama yaitu minyak jelantah tidak sulit, karena di Desa Jarum banyak usaha
angkringan yang menghasilkan limbah minyak jelantah dalam jumlah banyak untuk
menggoreng. Peserta yang hadir merupakan ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) dengan jumlah 30 orang. Kegiatan dimulai dengan menyampaikan sedikit materi
tentang bahaya limbah minyak jelantah oleh Esti Widyastuti Prabasukma, Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang kemudian dilanjut dengan
mendemonstrasikan pembuatan minyak jelantah sampai menjadi lilin aromaterapi. Setelah
acara demonstrasi selesai, ibu-ibu PKK yang hadir mendapat produk lilin aromaterapi dengan
aroma buah-buahan.
Ibu-ibu yang hadir menjadi peserta tampak antusias dengan ikut mendemonstrasikan
pembuatan lilin aromaterapi dan berniat untuk menjadikan produk ini sebagai ide bisnis
usaha. Tentunya, hal ini bersifat positif, selain bisa mengurangi pencemaran lingkungan, juga
dapat menambah cuan.