Memanfaatkan Sayuran Lokal sebagai Bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dalam Upaya untuk Pencegahan Stunting!

 

Desa Jarum, Klaten (12/8), KKN TIM II UNDIP kembali menyelenggarakan program monodisiplin yang disampaikan oleh Silvia Amanda (21) dari Jurusan Biologi. Program monodisiplin yang disampaikan tentang “Memanfaatkan Sayuran Lokal sebagai Bahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)” kepada ibu balita di Posyandu.

Stunting adalah kondisi dimana pertumbuhan anak terhambat yang berdampak pada tinggi badan anak yang lebih rendah dari standar usia mereka. Stunting adapat memengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. Upaya untuk mencegah dan mengatasi stunting biasanya melibatkan perbaikan salah satunya dalam peningkatan nutrisi. Nutrisi ini bisa didapatkan dari banyak sumber pangan salah satunya sayuran.

Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, serat pangan, dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Banyak sayuran lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam memenuhi nutrisi. Sayuran lokal adalah sayuran yang dapat beradaptasi di suatu daerah dan tumbuh dengan baik sehingga dapat mengekspresikan potensinya secara penuh.

Pemberian makanan tambahan (PMT) bertujuan untuk memperbaiki keadaan golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi terutama balita. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan di lingkungan setempat, sehingga menjaga kelestarian bahan pangan lokal. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) oleh orang tua dapat memengaruhi status gizi anaknya. Orang tua perlu untuk memberikan makanan tambahan (PMT) yang cukup gizinya, bukan memberikan makanan tambahan yang cepat saji dan tidak memenuhi kecukupan gizi bagi kebutuhan anak.

Namun demikian, tidak tidak jarang anak mengalami masa-masa GTM (Gerakan Tutup Mulut). GTM (Gerakan Tutup Mulut) pada anak bisa menjadi masalah yang kompleks dan memengaruhi pertumbuhan anak.

Dalam program monodisiplin yang disampaikan ini berfokus pada pemanfaatan sayuran lokal yaitu bayam. Bayam memiliki kandungan gizi yang tinggi. Mengandung protein, mineral, kalsium, zat besi dan vitamin. Kandungan zat besi pada bayam berperan untuk mendorong pertumbuhan badan dan menjaga kesehatan. Bayam sangat mudah diperoleh dengan harga terjangkau. 

Namun, pemanfaatan bayam biasanya hanya sebatas produk olahan berumur simpan pendek sebagai sayur, sehingga untuk menarik perhatian anak-anak bisa dilakukan modifikasi dan dikreasikan dalam mengolahnya. Misalnya sayuran baya mini dijadikan keripik bayam, nuget bayam, ataupun salah satu makanan yang diakulturasikan dari Jepang yaitu sushi. Sushi adalah makanan yang berasal dari Negara Jepang, namun demikian bisa dikreasikan secara lokal yaitu menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar. Bahan-bahan yang diperlukan diantaranya nasi, telur, wortel dan sayur bayam. Dari segi bentuk yang unik bisa menjadi alternatif untuk memberikan makanan tambahan (PMT) pada anak, namun tetap mengandung sayuran yang bernutrisi.

Program monodisiplin ini dilaksanakan dengan sasarannya ibu-ibu balita di Posyandu Larasati RW 04, pada tanggal 12 Agustus 2024 dimulai pukul 08.00-10.00 WIB. Luaran dari program monodisiplin ini yaitu menggunakan poster dan ditempelkan juga di Polindes.

Harapan disampaikan edukasi ini agar sebagai ibu-ibu balita dapat lebih memperhatikan makanan tambahan (PMT) yang diberikan kepada anak yang tentunya cukup sesuai kebutuhan gizi anak. 

  

Bagikan :

Terkait

About adminjarum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.

The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.