Gerakan Tutup Mulut (GTM) Pada Balita? Mahasiswa KKN Sosialisasikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dengan Akulturasi Budaya Jepang

12 August 2024 adminjarum , , Comments Off on Gerakan Tutup Mulut (GTM) Pada Balita? Mahasiswa KKN Sosialisasikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Dengan Akulturasi Budaya Jepang

 

Klaten (12/08), salah satu mahasiswa TIM II KKN UNDIP dengan nama Linda Febriyani (21), dari
prodi S-1 Bahasa dan Kebudayaan Jepang melakukan program kerja yaitu “Sosialisasi dan
Demonstrasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan Akulturasi Budaya Jepang Sushi.”
Program ini menyasar pada balita di Desa Jarum.

Gerakan Tutup Mulut (GTM) adalah istilah yang digunakan bagi balita yang menunjukkan
ketidaktertarikan terhadap makan. Alasan anak tidak mau makan bisa terjadi karena beberapa
alasan, salah satunya karena anak cenderung pemilih terhadap makanan yang disukainya.

Gerakan tutup mulut ini dapat mempengaruhi pertumbuhan balita karena nutrisi yang
dibutuhkan tidak terpenuhi dengan baik. terjadi Oleh karena itu dibutuhkan inovasi dan kreasi
dari ibu untuk meningkatkan minat makan dari balita. Sushi merupakan makanan khas Jepang
dapat menjadi solusi alternatif PMT dengan akulturasi budaya Jepang yang sehat, bernutrisi
dan menarik bagi balita. Sushi terbuat dari nasi dan digulung dengan lapisan rumput laut
bernama nori. Sushi dapat disajikan dengan berbagai bahan lain seperti ikan mentah, sayuran,
atau telur, namun juga dapat dikreasikan atau disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia
di lingkungan sekitar. Sushi memiliki berbagai macam bentuk, namun yang paling sering
dijumpai adalah sushi roll atau maki sushi.

Tujuan dari dilakukannya program kerja ini adalah untuk mengedukasi kepada masyarakat
khususnya kepada ibu yang memiliki balita agar terus melakukan inovasi dan kreasi dalam
pembuatan makanan tambahan untuk balita agar memiliki minat makan dan tidak terjadi GTM
yang dapat menghambat proses pertumbuhannya. GTM juga terjadi di Desa Jarum dimana
banyak anak yang sulit makan atau hanya makan makanan yang sama secara berulang,
sehingga nutrisi yang dibutuhkan tidak tercukupi dengan baik, jika dibiarkan terus-menerus dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya stunting. Sehingga melalui program ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada ibu balita untuk meningkatkan minat makan balita dan menurunkan angka prevalensi stunting yang masih tinggi di Desa Jarum.

Program kerja ini dilakukan kepada ibu-ibu yang memiliki balita di Posyandu Larasati, Dukuh
Tunggul, Desa Jarum. Program ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2024 dimulai
pada pukul 08.00 sampai 10.00 WIB. Program ini dimulai dengan pengenalan tentang sushi,
setelah itu melakukan demosrasi pembuatan sushi yang menggunakan bahan-bahan yang sehat
bagi balita dan mudah ditemui di sekitar seperti nasi, telur, bayam, wortel dan penggunaan nori
atau rumput laut untuk mempertahankan ciri khas sushi sebagai makanan Jepang. Selain itu,
sebelum pulang balita yang datang ke posyandu juga diberikan PMT sushi yang telah di
persiapkan sebelumnya.

Meskipun singkat, sosialisasi berjalan dengan baik dan para ibu balita mendengarkan dengan
seksama setiap penjelasan yang diberikan. Melalui program sosialisasi PMT dengan akulturasi
Jepang ini, harapannya balita di Desa Jarum memiliki alternatif kreasi makanan lain yang dapat
meningkatkan selera makan balita dan bergizi, agar dapat tumbuh dengan baik dan terhindar
dari stunting.

 

 

 

    

 

Bagikan :

Terkait

About adminjarum